Absence seizure, juga dikenal sebagai petit mal seizure, adalah jenis kejang epilepsi yang umumnya terjadi pada anak-anak dan remaja, meskipun bisa juga terjadi pada orang dewasa. Seizure ini tergolong ke dalam kategori kejang parsial, dan sementara secara umum tidak dianggap sebagai kejang yang mengancam jiwa, dapat memengaruhi kualitas hidup dan fungsi sehari-hari seseorang.
### Ciri-ciri Absence Seizure:
1. **Durasi Pendek:**
Absence seizure cenderung memiliki durasi yang sangat singkat, sering hanya beberapa detik atau hingga 20 detik. Selama periode ini, seseorang mungkin tampak seperti sedang berhenti sejenak atau “kehilangan kontak.”
2. **Kehilangan Kontak:**
Selama kejang, penderitanya dapat mengalami kehilangan kontak dengan sekitarnya. Mereka mungkin berhenti berbicara, berhenti bergerak, dan tampak tidak responsif.
3. **Tidak Ada Pergerakan Klonik atau Tonus Otot:**
Tidak seperti beberapa jenis kejang lainnya, tidak ada gerakan klonik (berulang) atau tonus otot yang terjadi selama episode absence seizure. Penderita biasanya tetap dalam posisi yang sama.
4. **Ekspresi Wajah Tetap Terjaga:**
Walaupun penderita kehilangan kontak dengan lingkungan sekitarnya, ekspresi wajah mereka biasanya tetap terjaga dan tidak menunjukkan tanda-tanda ketegangan atau kecemasan.
5. **Kesadaran Segera Kembali:**
Setelah seizure berakhir, kesadaran biasanya kembali tanpa adanya periode kebingungan yang panjang. Penderita mungkin tidak menyadari bahwa mereka mengalami kejang.
### Penyebab dan Faktor Risiko:
1. **Aktivitas Listrik Abnormal di Otak:**
Absence seizure disebabkan oleh aktivitas listrik yang abnormal di otak, terutama di korteks otak bagian atas.
2. **Faktor Genetik:**
Ada kemungkinan faktor genetik memainkan peran dalam munculnya absence seizure. Riwayat keluarga dengan riwayat kejang epilepsi dapat meningkatkan risiko.
3. **Umur:**
Absence seizure lebih umum terjadi pada anak-anak dan remaja. Kondisi ini sering muncul sebelum usia 20 tahun.
### Diagnosis dan Pengobatan:
1. **Pemeriksaan Klinis:**
Dokter akan melakukan pemeriksaan klinis menyeluruh, termasuk wawancara medis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan neurologis untuk memahami gejala dan memastikan tidak ada penyebab fisik lain yang mendasarinya.
2. **Elektroensefalogram (EEG):**
Tes EEG digunakan untuk merekam aktivitas listrik di otak. Absence seizure dapat terlihat sebagai pola gelombang khusus pada EEG.
3. **Pengobatan Antiepileptik:**
Sebagian besar kasus absence seizure dapat diobati dengan obat antiepileptik seperti ethosuximide, valproic acid, atau lamotrigine. Pilihan pengobatan akan disesuaikan dengan kebutuhan individu.
4. **Pantauan dan Manajemen Jangka Panjang:**
Penderita absence seizure mungkin memerlukan pantauan jangka panjang oleh dokter untuk menilai respons terhadap pengobatan dan menyesuaikan dosis jika diperlukan.
5. **Manajemen Diri:**
Penting untuk mendukung penderita dan membantu mereka dalam manajemen diri, terutama dalam menghindari pemicu yang dapat memicu kejang.
Absence seizure, meskipun bukan kejang yang umumnya dianggap berbahaya, tetap memerlukan perhatian medis dan pengelolaan yang tepat. Peran keluarga, pendidik, dan dokter sangat penting dalam mendukung penderita dan membantu mereka menjalani kehidupan sehari-hari dengan kondisi ini.