Kemasan biodegradable?
Saat ini mulai bermunculan produk yang menggunakan kemasan biodegradable khususnya di bidang pangan. Dari segi tampilan, kemasan biodegradable tidak jauh berbeda dengan kemasan pada umumnya. Yang membedakan hanyalah bahan baku pembuatannya yang dapat didaur ulang dan terurai secara alami.
Komponen-komponen molekuler material ini akan dipecah menjadi molekul-molekul kecil oleh mikroorganisme hidup sehingga zat karbon yang terkandung dapat dikembalikan ke biosfer (Balai Besar Pengujian Penerapan Produk Kelautan dan Perikanan, 2021).
Umumnya kemasan biodegradable terbuat dari tumbuhan seperti pati singkong, jagung, bambu, biji nangka dan kulit pisang. Ada juga yang menggunakan ekstrak alga atau hasil fermentasi bakteri dari gula atau lemak (glukosa, sukrosa, glycerin, selulosa).
Namun, sekitar 50% dari produsen kemasan biodegradable menggunakan pati tumbuhan karena sifatnya yang mudah terdegradasi, ketersediaan yang besar dan harga terjangkau.
Bahan-bahan tersebut diubah menjadi kemasan melalui metode ikatan silang dengan formaldehida, glutaraldehyde atau bahan kimia lainnya (rohmatchemistry.staff.ipb.ac.id, 2020) bersama dengan air dan pewarna makanan.
Faktanya……..
Dilansir dari Greenpeace, sampah kemasan makanan dan minuman mendominasi sampah plastik terbanyak. 855 miliar atau 50% diantaranya berupa kemasan sachet dan diperkirakan akan terus meningkat hingga 1,3 triliun pada tahun 2027 (Greenpeace Indonesia, 2019). Hal ini diperparah dengan rendahnya kesadaran masyarakat yang berujung pada penumpukan mikroplastik di lautan.
Dengan penggunaan kemasan biodegradable, dapat mengurangi pembuangan limbah zat berbahaya seperti Bisphenol A atau Styrene yang berbahaya bagi lingkungan
Selain itu, kemasan biodegradable terbukti mempercepat dekomposisi hingga 10-20 kali
Cara pembuatan kemasan biodegradable terbilang cukup mudah, bahkan bisa dikerjakan secara swadaya skala kecil hingga menengah. Peralatan yang dibutuhkan antara lain blender, food processor, refrigerator, timbangan, talenan, baskom, pisau, sendok, panci, kompor, saringan, lap, sealer, thermometer, alat cetak, panci ukur dan oven pengering.
Alur pengolahannya dimulai dari pelumatan bahan kemasan dengan blender, pemasakan, penambahan gliserin, penyaringan larutan, pencetakan dilanjutkan dengan pengeringan dan pelepasan dari cetakan serta pemberian warna.