Sebagiannya lagi lebih senang melewati prosesnya tanpa memikirkan puncak. Menikmati setiap hal dan pemandangan yg sudah disajikan alam.
Sisanya, hanya berpikiran yg penting sudah mendaki, sampe puncak dan punya foto di puncak – katanya ini penting. .
Ada juga yg beranggapan Puncak adalah bonus, tp bonus nya harus dikejar terus.
Well, setiap orang punya persepsi masing-masing dalam mendaki gunung.
Kalo gue lebih berpikir, Puncak adalah sebuah penghargaan atas semua jerih payah dalam melewati setiap proses pendakian.. Tapi yg paling penting adalah proses. Ke puncak juga butuh proses kan?
Kalo kalian kira-kira jenis pendaki yg mana?
Yang tau baik buruk busuknya elu, yang berbagi susah dan senang bareng.. yang bisa terima elu apa adanya tanpa harus membuat elu berubah dan menjadi orang lain.. (((Ini penting!!)))
Kalo mau tau apakah dia teman jalan elu yg terbaik atau gak.. “Kata orang, kalo travelmate elu gak bisa terima elu kentut di dalam tenda, tinggalin!”
Pengalaman paling berasa saat mendaki gunung salah satunya adalah “bertemu orang baru” dan berjalan dengan orang baru.. Walopun travelmatenya sih sama ajah..
Gue suka dengan semangaattnya, dia selalu berusaha menebar hal positive disetiap perjalanannya.. Kegigihannya dalam naik gunung bisa bikin gue terharu saat itu – perjalanan ke Rinjani. Dan dia gak princess doonngg walopun dia seorang public figure.. Low profile.. Down to earth..
Belum lagi kumpulan playlists nya yg bikin orang makin semangaatt dan bisa jadi mood booster. Oh not forget to mention, selera humornya lucukkk!! Doi Radio berjalan.
Apakah kalian sudah menemukan travelmate yang tepat? Atau ketika traveling kalian malah beruntung mendapatkan soulmate yang sefrekuensi dan sejiwa? Seru sekali ya traveling berikan banyak pengalaman yang bisa didapatkan.