Ada rumor bahwa tato pertama kali di dunia berasal dari Mentawai. Penduduk mentawai memiliki tradisi yang sangat unik sekali yaitu dengan menato seluruh badan dengan memiliki arti atau makna tertentu.
“Selain gigi runcing, kami juga biasa membuat tato di badan kami sebagai bentuk tradisi, Mas.” lanjut Aman. Saya memperhatikan seluruh tubuh Aman. Hampir seluruh tubuhnya ditato. Dari mulai bagian kepala, wajah, dada, perut, tangan, hingga kaki. Literally, benar-benar seluruh bagian tubuh.
“Apakah ada maksud tertentu Aman tentang tato ini?” tanya saya.
“Bagi kami, tato merupakan sebuah tradisi yang amat penting. Bagi kami, tato adalah pakaian kami seumur hidup.” lanjut Aman. Selain itu, tato akan menunjukkan jati diri dan status sosial di masyarakat. “Tato seorang Sikerei akan sedikit berbeda dengan tato seorang pemburu, atau masyarakat biasa.” lanjutnya lagi.
Menurut penelitian, tato Mentawai merupakan seni lukis tato tertua di dunia, yang ada sejak 1500 SM. Bahkan, lebih tua dibandingkan tato Mesir yang baru ada sekitar tahun 1300 SM. Cara mentato juga cukup unik. Sipatiti alias artis tato, akan melaksanakan sebuah upacara terlebih dahulu bersama seorang Sikerei, baru memulai prosesi. Pertama, Sipatiti akan membuat gambaran kasar pada tubuh calon sebelum di tato. Lalu dengan menggunakan peralatan tradisional, Sipatiti memulai prosesi pembuatan tato. Bahan untuk mentato terdiri dari bahan-bahan alami seperti jarum dari kayu serta pewarna alami yang terbuat dari tempurung kelapa dan daun pisang. Setelah seluruh bahan-bahan siap baru kemudian proses menato dilakukan secara perlahan dan penuh kesabaran.
“Jadi, di setiap tatonya ada artinya masing-masing ya Aman?” tanya saya penasaran.
Aman lalu tersenyum, dan memberikan sedikit penjelasan mengenai tatonya. “Pasti ada maknanya, karena seperti yang saya bilang sebelumnya, ini pakaian abadi kami. Setiap tato di tubuh kami ini berbeda bentuk, sesuai dengan apa yang kami kerjakan.” jawab Aman.
Lalu Aman menunjuk kakinya. “Tato garis-garis ini artinya papan yang berarti rumah. Jadi sebagai seorang kepala keluarga, harus sanggup membuat rumah yang nyaman.” ujar Aman. Terlihat memang garis tato yang tegas di paha Aman.
“Berbeda lagi dengan yang ada di bahu dan dada. Kalau di dada saya, ini tato busur panah. Jadi saya harus mampu mencari panganan untuk menghidupi keluarga. Lihat tato di dada Abay? Bentuknya seperti jaring. Berarti, Abay harus menjaring atau mencari ikan.” lanjut Aman.
“Ada juga tato matahari, yang artinya matahari sebagai sumber kehangatan bagi kami. Jangan lupakan tato di bagian lengan. Ini tampak seperti kayu atau rotan, karena rotan ini membantu untuk mengikat pasak rumah dan merupakan tumbuhan yang amat penting bagi masyarakat Mentawai” tutup Aman.
Ternyata, masyarakat Mentawai sampai sekarang masih tetap gigih dalam memegang teguh tradisinya. Memiliki kesabaran ketika melewati proses pembuatan tato yang dibilang masih amat primitif. Mereka juga gotong royong untuk mempersiapkan agar prosesi membuat tato berjalan lancar. Menurut saya, tato Mentawai merupakan salah satu #MahakaryaIndonesia yang berharga dan harus terus dijaga agar tetap dikenal. Berminat untuk mengikuti tradisi tato di sini, nggak?
Source : instagram @catatanbackpacker