Beberapa Pelajaran 5 Tahun Investasi Saham

1. Mengenai ROE

Terkadang ada teori yang saya pelajari tetapi tidak saya terapkan, namun setelah membaca literatur tertentu saya mulai aplikasikan. Contohnya ROE. Saya cukup lama mengabaikan faktor ROE dalam analisis investasi. Karena saya percaya growth penting namun bukan segalanya. Selain growth tidak akan berkelanjutan, tidak baik juga untuk lingkungan. Jadi saya tetap investasi ke emiten tidak growth asal valuasinya bagus.

Semua berubah setelah saya baca buku The Little Book that Still Beats the Market oleh Joel Greenblatt. Saya baru melihat korelasi antara pertumbuhan ROE dengan pertumbuhan harga saham yang pesat. Jadi saya alokasikan dana lebih banyak pada emiten yang memiliki ROE di atas 10% dan bertumbuh setidaknya 2-3 tahun terakhir. Serta harus undervalue.

2. Pencarian Harga Wajar

Sudah lama saya berupaya mencari bagaimana menentukan harga wajar yang tepat. Berbagai pendekatan sudah saya pelajari seperti pendekatan P/E Ratio x PBV yang terdapat dalam bukunya Benjamin Graham, pendekatan DCF, dll.

Akhirnya saya gunakan dividend yield. Karena dividend yield merupakan return yang pasti kita dapat. Harga wajar adalah ketika dividend yield wajar berada tepat di 3%. Sifat dari dividend yield juga cukup unik, yakni ketika harga saham turun, dividend yield justru meningkat yang membuat return kita meningkat. Dengan demikian saya justru suka ketika harga saham turun bahkan setelah saya membelinya. Selama kinerjanya masih berkelanjutan.

Selain itu, dividen bisa menjadi bukti bahwa perusahaan memang benar-benar berkinerja baik.

3. Berbagai Metode yang Tidak Saya Gunakan

Saya sempat melakukan eksperimen perhitungan harga wajar dengan pendekatan DCF. Warren Buffett pernah menyatakan bahwa nilai merupakan berapa uang yang bisa dihasilkan perusahan sepanjang hayatnya. Hal tersebut mengisyaratkan pendekatan DCF.

Namun setelah saya coba hitung pada beberapa emiten, saya tidak menggunakannya karena ada input data yang sifatnya subjektif seperti penentuan pertumbuhan di masa depan dan discount rate-nya. Kita mungkin akan menilai suatu perusahaan akan memiliki kinerja cemerlang di masa depan melihat pertumbuhannya belakangan ini. Tetapi ternyata tanpa diduga kinerjanya berbalik arah seperti UNVR.